8.11.06

apa ada tiada milik siapa
sejenak renungi bersama ketiadaan

Kehausan akan dunia, kehausan akan akhirat,
berdo’a dan terus berdo’a, beribadah dan terus beribadah
tanpa henti, i’tikafku dan sujudku tersaruk remuk menghadap
selatan lalu ke utara, barat dan timur.... untuk apa?
Untuk akhirat...yang katanya bergelimang keindahan
dan kesenangan yang tiada henti...!!!
Seribu petuah yang turun menghujam kalbu
tak sanggup menggoyahkan hati!
Panji-panji kehidupan berkibar setengah tiang dalam kelam,
seperti kubah langit yang enggan berdo’a untuk bumi yang
makin keriput dan sudah tua!!!
Lalu surga mulai dibeberkan dan sejuta rahasia
mulai dijelaskan dengan kata, dengan do’a,
dengan nafas, dan dengan bayangan yang menjadi
sebuah cermin yang terus dibagi untuk disetubuhi
dengan penuh minat, seperti samudera yang tak terbatas !!!
Kematian menjadi tombak bagi para pencari
mahkota sanghyang jelita di taman impian !!!
Kehidupan menjadi fatamorgana dan ilusi
bagi para pencari sepatu malaikat durjana !!!
Kitab-kitab jadi tameng kewibawaan dan kebejatan !
Wajah-wajah berseri menjadi tumbal kehidupan!
Mampus....!!!
Modar.....!!!
Benci...
Cinta...
Suka...
Duka....
Mengakar dalam amarah
Hilang lalu terbang ! Kembali bersama tiada
dalam kursi coklat beranda depan neraka jahanam !
Bidadari bertato dibokong terus saja mencumbui
Menikam lalu mencabik tembok hasrat !
Hilang bersama enggan!
Pergi bersama tiada!
Datang pengemis bertopeng sang bijak!
Meracau lalu meninggalkan sebuah kalung kepercayaan,
yang ingin disemayamkan dalam pusara resah!
Kuhisap keabadian dalam tiada !
Kuhisap tiada dalam keabadian !
Tungku tanpa api berkobar sejenak
Lalu padam untuk sedetik
Menyala lagi dalam semalam
Tertiup oleh desau angin !
Lalu mati !
Hening...
Sunyi....
Sepi...
Tak ada apa-apa...
Tak ada pusara resah... dedaunan menari tarian surga....!!!
Pertapa suci melihat geram, lalu diam !
Jibril pun cemburu !
Lalu pergi bersama rembulan redup dalam kelamnya malam !
Terang benderang menghimpun sejenak
Lalu redup kembali
Diam dan diam
Termenung dan termenung
Enggan menggapai
Ringkikan do’a menjadi panah yang suci
Seperti bidadari yang tak pernah kotor
Benarkah suci ?
Benarkah kotor ?
Suci dan kotor milik siapa ?
Kenapa harus ada apa dan siapa?
Biarkan bersemayam dalam seonggok bangkai yang fana ini
Biarkan menjadi sebuah petualangan
Haram.....hukumnya
Halal.....hukumnya
Haram dan halal milik siapa ?
Lalu hukum milik siapa ?
Biarkan bersemayam dalam seonggok bangkai yang fana ini
Biarkan Aku sendiri bersama ketiadaan
Karena tak ada apa-apa....meskipun ada apa-apa !!!
Ada dan tiada...
Ada dan tiada milik siapa ?
Lalu siapa milik siapa ?
Milik punya siapa ?
Biarkan bersemayam dalam seonggok bangkai yang fana ini
Datang pesan yang bersembunyi...
Jalanan tanpa jejak waktu...
Dan langkahku yang tak berhenti memburu...
Satu pintu menuju kekalku...
Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan...
Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan
dalam samudera terkelam...
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang
menuju tempat tak bernama namun terasa ada...
namun seperti tak ada apa-apa
Ajarkan aku....
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi
Tunggu aku....
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu

( Ruang Sunyi – Waktu Senyap. 02.25 wib )

0 Comments:

Post a Comment

<< Home