Willst du Hoffnung

aku bertafakur di jagat luhur
kupanggil jarum asmara
untuk merajut harapan esok
ribuan tundra telah terlewati
kusembelih hatiku
setelah kulukis senyumnya dijiwaku meski samar
kupunguti gerimis dan kutusuk rembulan
dengan sajak pemberontakan yang dikirim anjing liar
malam pun menjadi beku, redam dan remuk
dibantai realita fikiran pada paruh waktu yang sepi
kupeluk keheningan bintang
kuperkosa malam sampai berdarah
prelude ini tlah usai diujung senja
akan tetap kubentuk nafas ini dalam wujud yang lain
seperti air yang terus mengalir
karena aku adalah air yang tumpah pada kelopak waktu pagi
para kekasih iblis lalu lalang
ingin memeluk kesunyian vertikalisme
jibril pun berkata dengan lantang
“sepasang sayap yang terbuat dari daun hijau
berkilauan cahaya akhirnya jatuh di ranah prahara
MAMPUS kau Hobbit....”