20.2.08


Nol Kilometer (membungkam diam)

Kopi terakhir belumlah kosong
Kuangkat pantat yang enggan berpisah dengan malam
melaju pada paruh waktu tak berujung
Kumasuki adegan demi adegan
Nol kilometer….
Tempat aku membungkam diam
dan menghamili malam
Jalanan terlihat abstrak
Tak ada akhir
Tak ada tepi
Tak ada apa-apa…
meski ada apa-apa
“Mengapa dia masih ada dalam kepalaku ?”
Padahal dia tlah berucap
“aku menawarkan gincu untukmu, bukanlah madu!!!”
Mungkin hati sentimentilnya tlah mati diri
Aku tetap menerima gincu itu, karena warna nya tak kan bisa hilang
Dunianya adalah lorong berbentuk spasi dan kotak-kotak
Abstrak membentuk sudut musim gugur
Pelan membunuh dawai-dawai indah
sebentar kegelisahan terhapus
Kepingan mimpi dan sepercik ilusi
Meniduri malam dengan cerita mimpi kemarin
Tuhan.....
Dari patas jalan ini
Kutunggu restu dari-Mu

2 Comments:

Blogger ratna juami said...

naon anu bergincu teh...waks

2:19 PM  
Blogger Hadyw said...

eta paragi nyieun kueh cuhcur.... , na mailkeun kaurang nu shout box nya!!! atau ke we lah urang ka imah.... biasa weh sadiakeun kopi susu...hwahahaha...

2:51 PM  

Post a Comment

<< Home