caang bulan opat welas

pinasti kersa hyang widi
di swarga loka lembah terbakar
karena cinta pilu hampir terbunuh
menerbangkan debu kudus di kedalaman jiwa
kusetubuhi kalimat suci
dan langit mengibarkan kerudung putihmu dimataku
dan menuntunku pada air mata diujung sunyi
setengah terkatup mata rembulanku
meneteskan air mata bahagia dipipinya yang merah
air mata mu menjelma menjadi hujan
meninggalkan jejak di kolam kenangan
ketika daundaun gugur luruh di altar yang shahih
bidadari pemalu membisikkan kalimat sakral padaku
“cunduk waktu nu mustari
ninggang mangsa nu sampurna
caang bulan opat welas....
pinasti kersa hyang widi
manggapulia manusa kersaning Gusti...”