sisa hujan di bandung utara
hasratku bergerak tak beraturan
menyusuri sisa hujan di jalan panjang yang berkelok
sisa hujan masih ada di kelopak mataku bisiknya
kau usap dengan sebait sajak
mungkin nanti hujan turun lagi
dan terpenggal menjadi dongeng klasik
berubah menjadi sebuah kegelisahan yang mengutukku enggan
diamku terdiam dalam diam
diamdiam kau berbisik
kenapa hujan sepertinya menyelimuti wajahmu?
diamku terdiam dalam diam
karena aku merangkak dikepulan asap motor tuaku
ketika kau selimuti aku di sisa hujan bandung utara
kita beranjak pulang ketika aku mabuk dalam keheningan
0 Comments:
Post a Comment
<< Home