19.8.08



Salam Sayang Sang Pengasih

kembali kusembelih hatiku
setelah kulukis senyummu dijiwaku meski samar
kupanah rembulan dengan belati hasrat sajak rindu
tafakur ku hampir tidak menyisakan ruang
kucari percikan cahaya dalam pendar lilin kecil
akulah merah padamnya bunga mawar
ketika api hati menjilat gerbang jiwa
aku tersungkur rapuh
beginikah salam sayang Sang Pengasih?
dengan kedua bola mata kau tertipu tatap
sepintas hanya melihat yang buruk dan mencium bau busuk tubuhku
terkulai ku di pinggir Muara Kasih setelah kau baptiskan sunyi
keindahan dalam diriku kini tak kan pernah terlihat
karena aku berada di bawah debu yang tersembunyi
dibalik rangkaian ruang dan waktu
mencengkeram taman tak berbunga
aku ada bukan untuk di pertanyakan !!!
ku punguti do’a yang terbuang percuma di altar Sang Pengasih
akupun hinggap di dahan sunyi dan menghamili malam tanpa bosan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home