melukis pesan
kau kejar pesan yang dilukis pelangi dengan sempurna
aku menari dan bernyanyi disamping jiwamu
aku mabuk meneguk anggur rindu dari cerlang bibirmu
meleleh bagaikan ice cream yang habis dilumat oksigen
sementara waktu tak jua memberi jeda
asaku berkelahi dengan nurani
mengejawantahkan akal dan logika
tetesan gerimis bagaikan jarum yang sekarat
jatuh dan menampar wajah
menjelma menjadi hujan yang turun senja ini
percikannya mengutuk keterasingan
bidadari dari bintang johar mencengkram urat nadiku
selama itu pulalah kita menengadah
meski tlah jauh berkisah sejuta mil lebih sedepa dimusim ke semblian
mimpi ini kembali panjang tapi terpenjara makna
sampailah waktu untuk menceritakan puisiku
pada jalangnya aksara di sisi pendar cahaya lilin kecilku
dan malam kembali melukis pesan di secarik hati yang gelisah
ketika hujan memekik pada kelamnya musim angkara
2 Comments:
Wah ... masih galau juga, nih, postingannya ... hehehe ...
bukan galau atuh ah....tapi bimbang..heuheuheu...
"bimbang menimbang akhirnya ga punya timbangan..."hwehehehe... mw ngasih timbangan? (naon deuih nya!!!!)...
Post a Comment
<< Home